Langsung ke konten utama

Struktur dan Pembagian Filsafat


Struktur filsafat adalah cara kerja filsafat dalam mencari kebenaran. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa cara kerja filsafat adalah sebagai berikut:
1.      Menjadikan rasio sebagai alat utama untuk menemukan kebenaran.
2.      Merasionalisasikan segala sesuatu yang ada dan yang mungkin  ada dengan cara berpikir mendalam, logis, dan rasiona.
3.      Menjadikan semua objek ilmu pengetahua sebagai objek material filsafat, tetapi cara kerjanya tidak mengenal kata akhir sebuah kebenaran, karena kebenaran telah terbukti.
4.      Kebenaran yang bersifat observatif dan empiris bagi filsafat merupakan langkah awal menuju pencarian kebenaran hakiki.
5.      Cara kerja rasio yang sistematis, radikal, dan spekulatif.
6.      Objek kajian filsafat tidak sebatas segala pada sesuatu yang alamiah, bahkan sesuatu yang sebenarnya Dzat yang menciptakan alam, yang tidak bersifat alamiah, yakni Tuhan tak segan-segan dijadikan bahan perdebatan dan perbincangan filsafat.
Struktur filsafat yang mengikuti tiga paradigma utama berusaha memberikan jawaban atas berbagai keraguan manusia terhadap kebenaran tentang segala yang tampak, bahkan yang nyatanya tidak tampak,. Seperti yang sudah diungkap diawal bahwa setiap hakikat pengetahuan, dikaji secara ontologism, setiap sumber pengetahuan dikai secara epistimologis, dan setiap manfaat atau fungsi pengetahuan menjadi kajian aksiologis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Reduksi Eidetis dengan Fenomenologi Transendental

Eidetis berasal dari kata “eidos” yaitu intisari. Reduksi Eidetis adalah penyaringan atau penempatan di dalam kurung segala hal yang bukan eidos, intisari atau realitas fenomen. Dengan reduksi eidetis, semua segi, aspek, dan profil dalam fenomena yang  hanya kebetulan disampingkan. Karena, aspek dan profil tidak pernah menggambarkan objek secara utuh. Setiap objek adalah kompleks, mengandung aspek dan profil yang tiada terhingga.       Hakikat (realitas) yang dicari dalam hal ini adalah struktur dasar yang meluputi isi fundamental dan semua sifat hakiki. Untuk menentukan apakah sifat-sifat tertentu adalah hakikat atau bukan, Husserl memakai prosedur mengubah contoh-contoh. Ia menggambarkan contoh-contoh tertentu yang representatif melukiskan fenomena. Kemudian, dikurangi atau ditambah salah satu sifat. Pengurangan atau penambahan yang tidak mengurangi atau menambah makna fenomena dianggap sifat-sifat yang hakiki.       Red...

Sejarah, Tokoh dan Jenis Aliran Empirisme

Aliran empirisme ini dipelopori oleh John Locke, filosof Inggris yang hidup pada tahun 1632-1704. Gagasan pendidikan Locke dimuat dalam bukunya “Essay Concerning Human Understanding” . Aliran empirisme dibangun oleh Francis Bacon (1210-1292) dan Thomas Hobes (1588-1679), namun mengalami sistematisi pada dua tokoh berikutnya, John Locke dan David Hume. Tokoh-tokoh penting dalam aliran empirisme : Jhon Locke Lahir di kota Wringtone Kota Somerset Inggris tahun 1632 (meninggal tahun 1704) David Hume Lahir di Edinburg, Skotlandia pada 1711. Ia menempuh pendidikan di kota kelahirannya. Francis Bacon Francis Bacon (1561-1626), lahir di London di tengah-tengah keluarga bangsawan Sir Nicholas Bacon. Jenis Aliran Empirisme dan Penerapan Aliran Empirisme Empirisme Kritis Disebut juga Machisme. Sebuah aliran filsafat subyaktif-idealistik. Aliran ini didirikan oleh Avenarius dan Mach. Inti aliran ini adalah ingin “membersihkan” pengertian pengalaman d...

Landasan Ilmu Pada Zaman Yunani

           Untuk mengetahui filsafat yunani perlu di jelasakan lebih dahulu asal kata filsafat. Sekitar abad ix sm atau paling tidak 700 sm, di yunani ,shophia di beri arti kebijaksanaan shophi berarti   kecakapan. Kata philosophos mula-mula di dikemukakan dan di temukan   oleh heraklitos (540-480 sm). Ada yang mengatakan yang menemukan adalh   pythagoras(580-500 sm) namun   pendapat   yang lebih tepat   adalah pendapatc   yang mengatakan bahwa heraklitoslah yang pertama menggunakan istilah tersebu. Menurutnya , philosophos (ahli filsafat) herus mempunyao pengetahuan yang luas sebagai pengejawantahan   dari pada kecintaanya akan kebenarannya dan mulai benar-benar jelas di gunakan kaum sofis   dan socrates yang memberi arti   philosophein sebagai penguasa secara sistematis terhadap pengetahuan tioritis. Philosophein dari kata philosophia itulah yang nantinya timbul kata-kata philosoph...