Renaisans adalah pangkal sejarah
timbulnya konsep-konsep pikir yang disebut esensialisme. Oleh karena timbul
sejak zaman itu, esensialisme adalah konsep yang meletakkan sebagian dari
ciri-ciri alam pikir modern.
Sebagaimana halnya sebab-musabab
timbulnya Renaisans, esensialisme pertama-tama muncul dan merupakan reaksi
terhadap simbolisme mutlak dan dogmatisme Abad Pertengahan. Maka, disusunlah
konsepsi yang sistematis dan menyeluruh mengenai manusia dan alam semesta, yang
memenuhi tuntutan zaman modern.
Realisme modern, yang menjadi salah satu
eksponen esensialisme, titik berat tinjauannya adalah mengenai alam dan dunia
fisik, sedangkan idealisme modern sebagai eksponen yang lain.
Pandangan-pandangannya bersifat spritual. John Deonald Butler mengutarakan
secara singkat ciri dari masing-masing ini sebagai berikut.
Alam adalah yang pertama-tama memiliki
kenyataan pada diri sendiri, dan ini harus dijadikan pangkal berfilsafat.
Kualitas-kualitas dari pengalaman terletak pada dunia fisik, dan disanalah
terdapat sesuatu yang menghasilkan penginderaan dan persepsi-persepsi yang
tidak semata-mata bersifat mental. Jadi jiwa dapat diumpamakan sebagai cermin
yang menerima gambaran-gambara yang berasal dari dunia fisik. Ini berarti bahwa
anggapan mengenai adanya kenyataan itu tidak dapat hanya sebagai hasil tinjauan
yang menyebelah saja. Berarti bukan hanya dari subyek atau obyek semata-mata,
melainkan pertemuan antara keduanya.
Idealisme modern mempunyai pandangan
bahwa realita adalah sama dengan substansi gagasan-gagasan (ide-ide). Di balik
dunia fenomental ini ada Jiwa yang Tidak Terbatas yaitu Tuhan, yang merupakan
pencipta adanya kosmos. Manusia sebagai makhluk yang berpikir berada dalam
lingkungan kekuasaan Tuhan. Dengan menguji dan menyelidiki ide-ide serta
gagasan-gagasannya, manusia akan dapat mencapai kebenaran, yang sumbernya
adalah Tuhan sendiri.
Sebagai reaksi terhadap tuntutan zaman
yang ditandai oleh suasana hidup yang menjurus kepada keduniaan, perkembangan
ilmu pengetahuan dan tekonologi, yang mulai terasa sejak permulaan abad ke 15,
realisme dan idealisme perlu menyusun pandangan-pandangan yang modern. Untuk
ini perlu disusun kepercayaan yang dapat menjadi penuntun bagi manusia agar
dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan keadaan itu. Kepercayaan yang dimaksud
diusahakan tahan lama, kaya akan isinya dan mempunyai dasar-dasar yang kuat.
Komentar
Posting Komentar