NATURALISME merupakan teori yang menerima
“nature” (alam) sebagai keseluruhan realitas. Istilah “nature” telah
dipakai dalam filsafat dengan bermacam-macam arti, mulai dari dunia
fisik yang dapat dilihat oleh manusia, sampai kepada sistem total dari
fenomena ruang dam waktu. Natural adalah dunia yang diungkapkan kepada
kita oleh sains alam. Istilah naturalisme adalah sebaliknya dari istilah
supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik terhadap alam
dengan adanya kekuatan yang ada (wujud) di atas atau di luar alam
(Harold H. Titus e.al. 1984) Materialisme adalah suatu istilah yang
sempit dari dan merupakan bentuk dari naruralisme yang terbatas. Namun
demikian aliran ini pada akhirnya lebih populer dari pada induknya,
naturalisme, karena pada akhirnya menjadi idiologi utama pada
negara-negara sosialis seperti Uni Soviet (kini Rusia) dan Republik
Rakyat cina (RRI). Matrealisme umumnya mengatakan bahwa di dunia ini
tidak ada kecuali materi, atau bahwa nature (alam) dan dunia fisik
adalah satu.
Banyaknya pemikiran-pemikiran dari para ahli
filsafat masa lampau yang menghasilkan banyak menghasilkan aliran dalam
filsafat. Semua aliran yang didasari atas pemikiran yang mendalam
tersebut dilatar belakangi oleh banyakfaktor yang tidak sama. Diantara
sekian banyak aliran filsafat tersebut, satu diantaranya yaitu aliran
Naturalisme. Aliran Naturalisme yang telah disebutkan seperti diatas,
Naturalisme ini lahir pada abad ke-17 dan mengalami perkembangan pada
abad ke-18.
Naturalisme dalam penerapan aliran
pembelajaran atau pendidikan mengajarkan bahwa guru paling alamiah dari
seorang anak adalah kedua orang tuanya. Dimensi utama dan pertama dari
pemikiran aliran Naturalisme di bidang pendidikan adalah pentingnya pendidikan itu sesuai dengan perkembangan alam.
Manusia diciptakan dan ditempatkan di atas semua makhluk, karena
kemampuanya dalam berfikir. Peserta didik harus dipersiapkan kepada dan
untuk TUHAN. Untuk itu pendidikan yang signifikan dengan pandanganya
adalah Pendidikan ketuhanan, budi pekerti dan Intelektual.
Pendidikan tidak hanya sebatas untuk menjadikan seseorang mau belajar,
melainkan juga untuk menjadikan seseorang lebih arif dan bijaksana. Oleh
karena itu, pendidikan bagi penganut paham naturalis perlu di mulai
sejak jauh hari sebelum proses pendidikan dilaksanakan. Sekolah
merupakan dasar utama keberadaan aliran naturalisme dalam pembelajaran
karena belajar merupakan sesuatu yang natural,oleh karena itu fakta
bahwa hal itu memerlukan pengajaran juga merupakan sesuatu yang natural
juga. Paham naturalisme memandang guru tidak mengajar subjek, melainkan
mengajar murid.
Tokoh filsafat pendidikan Naturalisme adalah
John Dewey, disusul oleh Morgan Cohen yang banyak mengkritik
karya-karya Dewey. Baru kemudian muncul tokoh-tokoh seperti Herman
Harrell Horene, dan Herbet Spencer yang menulis buku berjudul Education:
Intelectual, Moral, and Physical.
Terdapat 5 (lima) tujuan pendidikan paham
naturalisme yang sangat terkenal yang diperkenalkan Harbert Spencer
melalui esai-esainya yang terkenal berjudul “Ilmu Pengetahuan Apa Yang
Paling Berharga?” Kelima tujuan itu adalah:
1) Pemeliharaan diri
2) Mengamankan kebutuhan hidup
3) Meningkatkan anak didik
4) Memelihara hubungan sosial dan politik
5) Menikmati waktu luang
Spencer juga menjelaskan 6 (enam) prinsip dalam proses pendidikan beraliran naturalisme. Delapan prinsip tersebut adalah:
1) Pendidikan harus menyesuaikan diri dengan alam
2) Proses pendidikan harus menyenangkan bagi anak didik
3) Pendidik harus berdasarkan spontanitas dari aktivitas anak
4) Memperbanyak ilmu pengetahuan merupakan bagian penting dalam pendidikan
5) Pendidikan dimaksudkan untuk membantu perkembangan fisik, sekaligus otak
6) Praktik mengajar adalah seni menunda
7) Metode intruksi dalam mendidik menggunakan cara induktif
8) Hukuman dijatuhkan sebagai
konsekuensi alam akibat melakukan kesalahan. Kalaupun dilakukan hukuman,
hal itu harus dilakukan secara sistematik.
Komentar
Posting Komentar