Pada kacamatan realisme masalah
pengetahuan ini, manusia adalah sasaran pandangan dengan penelahaan bahwa
manusia perlu dipandang sebagai makhluk yang padanya berlaku hukum yang
mekanistis evolusionistis. Sedangkan menurut idealisme, pandangan mengenai
pengetahuan ini bersendikan pada pengertian bahwa manusia adalah makhluk yang
timbul dari hubungan antara makrokosmos dan mikrokosmos.
Bersendikan prinsip di atas dapatlah
dimengerti bahwa realisme memperhatikan berbagai pandangan dari tiga aliran
psikologi, asosianisme, behaviorisme dan koneksionisme. Dengan memperhatikan
tiga aliran ini, yang pada dasarnya mencerminkan adanya penerapan metode-metode
yang lazim untuk ilmu pengetahuan alam kodrat, realisme menunjukkan sikap lebih
maju mengenai masalah pengetahuan ini dibanding dengan idealisme.
Langkah maju ini tercermin pada
kenyataan bahwa selain konsep-konsep dari tiga aliran tersebut dapat dipahami
secara teoritis, juga di dalam praktek dapat diperkaya dengan pengumpulan data
dari lapangan. Di samping itu, sebagaimana diutarakan di bawah ini, tiga aliran
tersebut memiliki sifat-sifat yang satu sama lain saling menyempurnakan.
Asosianisme, yang berasal dari beberapa
filsuf Inggris ini, mengutarakan bahwa gagasan atau isi jiwa itu terbentuk dari
asosiasi unsur-unsur yang berupa kesan-kesan yang berasal dari pengamatan.
Kesan-kesan tersebut, yang juga disebut tanggapan, dapat diumpamakan sebagai
atom-atom dari jiwa.
Beharivorisme mengemukakan konsep yang
dapat mengatasi kesederhanaan konsep dari asosianisme. Maka ditetapkannya
tingkah laku sebagai istilah dasar, yang menunjuk kepada hidup mental. Di
katakan, bahwa usaha untuk memahami hidup mental seseorang berarti harus
memahami organisme. Sedangkan pemahaman mengenai organisme ini berarti
menginjak lapangan nerologis, maka masalah ini tidak dapat dipisahkan dari
lapangan pengalaman.
Komentar
Posting Komentar