Eidetis
berasal dari kata “eidos” yaitu intisari. Reduksi Eidetis adalah
penyaringan atau penempatan di dalam kurung segala hal yang bukan eidos,
intisari atau realitas fenomen. Dengan reduksi eidetis, semua segi, aspek, dan
profil dalam fenomena yang hanya kebetulan disampingkan. Karena, aspek
dan profil tidak pernah menggambarkan objek secara utuh. Setiap objek adalah
kompleks, mengandung aspek dan profil yang tiada terhingga.
Hakikat (realitas) yang dicari dalam hal ini adalah struktur dasar yang
meluputi isi fundamental dan semua sifat hakiki. Untuk menentukan apakah
sifat-sifat tertentu adalah hakikat atau bukan, Husserl memakai prosedur
mengubah contoh-contoh. Ia menggambarkan contoh-contoh tertentu yang
representatif melukiskan fenomena. Kemudian, dikurangi atau ditambah salah satu
sifat. Pengurangan atau penambahan yang tidak mengurangi atau menambah makna
fenomena dianggap sifat-sifat yang hakiki.
Reduksi Eidetis menunjukkan bahwa dalam fenomenologi, Kriteria koherasi
beralaku. Artinya pengamatan-pengamatan yang beruntun terhadap objek harus
dapat disatukan. Pada umumnya, pengikut-pengikutnya menyetujuai idealisme Husserl,
hanya sepaham dengan Husserl pada tahap awal dari perkembangan pemikirannya.
Pendekatan fenomenologis yang diambil oleh pengikut-pengikutnya tidak termasuk
reduksi terakhir yang menimbulkan idealisme transcendental.
Proses reduksi itu apabila disederhanakan dapat disebut sebagai memandang
sesuatu secara menyeluruh dari berbagai seginya. Artinya, tidak dengan
mudah menerima pengertian dan rumusan seperti itu, atau pemahaman kita yang
sepontan terhadap sesuatu belum tentu menyentuh hakikat dari apa yang akan
dituju. Yang demikian hanyalah pandangan pertama. Kemudian harus melakukan
pandangan kedua, meninggalkan segala tabir yang menghalangi dalam menemukan
hakikat objek, dan kembali kepada objek secara langsung.
Komentar
Posting Komentar