Perennialisme diambil dari kata Perennial, yang dalam Oxford
Advanced Learner’s Dictionary of Current English diartikan sebagai “Continuing throughout the whole year” atau
“Lasting for a very long time” abadi atau kekal. Dari makna yang terkandung
dalam kata itu aliran perenialisme mengandung kepercayaan filsafat yang
berpegang pada nilai-nilai dan norma-norma yang bersifat kekal abadi. Perenialisme memandang pendidikan sebagai
jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan sekarang. Perenialisme
memberikan sumbangan yang berpengaruh baik teori maupun praktik bagi kebudayaan
dan pendidikan zaman sekarang. Dari pendapat ini diketahui bahwa perenialisme
merupakan hasil pemikiran yang memberikan kemungkinan bagi sseorang untuk
bersikap tegas dan lurus. Karena itulah, perenialisme berpendapat bahwa mencari
dan menemukan arah tujuan yang jelas merupakan tugas yang utama dari filsafat,
khususnya filsafat pendidikan.
Perennial berarti everlasting,
tahan lama atau abadi. Aliran ini mengikuti paham realisme, yang sejalan dengan
pemikrian Aristoteles bahwa manusia itu rasional. Sekolah adalah lembaga yang
didesain untuk menumbuhkan kecerdasan. Siswa seyogyanya diajari gagasan besar
agar mencintainya, sehingga mereka menjadi intelektual sejati. Akar filsafat
ini datang dari gagasan besar Plato, Aristoteles dan kemudian dari St. Thomas
Aquinas yang sangat berpengaruh pada model-model sekolah Katolik. Kaum
perrenialis mendasarkan teorinya pada pandangan universal bahwa semua manusia
memiliki sifat esensial sebagai mahluk rasional, jadi tidaklah baik menggiring
dan mencocok hidung mereka ke penguasaan keterampilan vokasional. Berbeda dari
esensialis, eksperimen saintifik dianggap mengurangi pentingnya kapasitas
manusia untuk berpikir. Pelajaran filsafat dengan demikian menjadi penting,
agar siswa mampu berpikir mendalam, fleksibel, dan penuh imajinatif.
Perenialisme melihat bahwa akibat dari kehidupan zaman
modern telah menimbulkan banyak krisis di berbagai bidang kehidupan umat
manusia. Untuk mengatasi krisis ini perenialisme memeberikan jalan keluar
berupa “kembali kepada kebudayaan masa lampau” regressive road to cultural. Oleh karena itu perenialisme memandang penting peranan
pendidikan dalam proses mengembalikan keadaan manusia zaman modern ini kepada
kebudayaan masa lampau yang dianggap cukup ideal dan yang telah terpuji
ketangguhannya. Sikap kembali kepada masa lampau bukan berarti nostalgia, sikap
yang membanggakan kesuksesan dan memulihkan kepercayaan pada nilai-nilai asasi
abad silam yang juga diperlukan dalam kehidupan abad modern. Perenialisme
adalah gerakan pendidikan yang mempertahankan bahwa nilai-nilai universal itu
ada, dan bahwa pendidikan hendaknya merupakan suatu pencarian, penanaman
kebenaran-kebenaran dan nilai-nilai tersebut.
Komentar
Posting Komentar