Abstrak
: Istilah peripatetik, merujuk kepada
metode Aristoteles yang berkeliling dan berjalan-jalan dalam mengajarkan
filsafat. Aliran peripatetisme Islam banyak dipengaruhi oleh pemikiran
Aristoteles. Epistemologi aliran ini mengandalkan rasio dalam memperoleh
pengetahuan dengan metode diskursif dan deduksional. Ontologi aliran
peripatetisme mengadut ajaran; eksistensialisme Islam yang bersandarkan pada
segala yang wujud di alam mempunyai materi dan bentuk,materi dikatakan
bereksistensi bila sudah ada bentuk, dan pemberi bentuk adalah akal aktif;
dan filsafat emanasi yang mengungkapkan eksistensi alam, dengan
keanekaragamannya diciptakan oleh Allah yang Maha Esa secara pancaran.
Kata
Kunci : peripatetik,
epistemologi, rasio, diskursif, deduksi, ontologi, eksistensi, materi, bentuk
dan emanasi.
Filsafat Islam pada awalnya muncul dimotivasi oleh sebuah
pemikiran terciptanya rekonsiliasi antara akal dan wahyu atau antara agama dan
filsafat. Geliat pemikiran semacam ini lahir tatkala Islam mulai bersentuhan
dengan khazanah filsafat Yunani klasik yang berkembang di abad pertengahan.
Al-Kindi (801-873) adalah filosof Islam pertama yang berusaha merekonsiliasikan
antara akal dan wahyu. Dia juga filosof Islam pertama yang merumuskan secara sistematis
dan metodis kerangkan filsafat Islam.
Dalam ajaran Islam, eksistensi akal mendapatkan kedudukan
yang cukup besar atau tinggi. Namun dalam prakteknya, umat Islam justru banyak
yang meninggalkan potensi berfikir akalnya. Kondisi umat Islam seperti ini
tentu saja jauh dari khazanah rasionalitas Islam. Bagi umat Islam yang
meberikan kedudukan tinggi pada akal berkeyakinan, bahwa Islam adalah
agama yang eksistensi ajarannya sangat membutuhkan pemahaman dan interpretasi
secara rasional dan kontekstual, sehingga ajaran agama dapat diaktualisasikan
secara sempurna ke dalam ranah empiris. Menggunakan akal atau rasio dalam
praktik keagamaan akan memberikan sebuah pemahaman yang mendalam terhadap
ajaran-ajaran agama itu sendiri. Pola keberagamaan semacam ini akhirnya
berimplikasi pada sebuah pemikiran filosofis. Dengan demikian, esensi ajaran
agama Islam dapat diketahui dan diaktualisasikan dalam kehidupan beragama
secara komprehensif.
Islam merupakan agama yang dinamis. Karena agama tidak akan
pernah bias hidup dan bicara kepada penganutnya kalau aktualisasi ninainya
tidak dibingkai oleh kerja akal. Sebab, agama adalah sebuah ajaran yang
universal dan abstrak. Ia merupakan suara langit (Tuhan) yang berusaha untuk
menyentuh bumi (manusia). Ajaran semacam ini akan mampu turun kebumi bila
diperantarai oleh pemikiran rasional. Dengan demikian, eksistensi akal adalah
sebagai perangkat (tool) utama untuk membumikan bahasa langit kepada
penduduk bumi (umat Islam), hal inilah yang terjadi dalam filsafat Islam.
Para filosof muslim, seperti al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina
dan Ibn Rusyd, mempunyai “syahwat” (semangat) untuk menerapkan filsafat
sebagai logika forma dalam memahami ajaran agama Islam. Hal ini terbukti,
setelah pemahaman terhadap ajaran Islam bias direkonsiliasikan dengan filsafat,
sehingga Islam mengalami kejayaan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah
satu aliran yang wujud dalam filsafat Islam adalah aliran peripatetik (masya‘iyyah).
Dalam tulisan ini, penulis akan menjelaskan beberapa tema pokok dalam
aliran peripatetisme Islam, yaitu konteks penggunaan, epistemologi dan
ontologi peripatetisme Islam.
Komentar
Posting Komentar