Kata fenomena berasal dari kata Yunani “fenomenon”, yaitu sesuatu yang
tampak, yang terlihat karena bercakupan. Dalam bahasa Indonesia biasa dipakai
istilah gejala. Jadi fenomena adalah suatu aliran yang membicarakan fenomenon
atau segala sesuatu yang menampakkan diri.
Dalam konteks apapun memakai kata fenomenologi, ingat bahwa kepada
perbedaan yang dibawakan oleh Kant antara fhenomenon atau penampakkan realitas
kepada kesadaran, dan noumenon atau wujud dari realitas itu sendiri. Froblema
untuk mengompromikan realitas dengan fikiran tentang realitas menjadi lebih
sulit karena tidak dapat mengetahui realitas tanpa hubungan dengan kesadaran,
dan tidak dapat mengetahui kesadaran tanpa hubungan dengan realitas. Seorang
filosof itu mengabdikan diri untuk menembus rahasia, filosof fenomenologi
berusaha untuk memecahkan dualisme itu. Ia memulai tugasnya dengan mengatakan :
jika memang ada pemecahan soal, maka pemecahan tersebut berbunyi “hanya
fenomenologi yang tersajikan kepada kita dan oleh karena itu kita harus
melihatnya”. Sebagaimana yang telah dituliskan oleh Maurice Merleau-Ponty,
“Fenomena adalah daftar-kesadaran-kesadaran sebagai tempatnya alam”.
Jika ingin mengetahui sesuatu benda itu apa, dan persoalan-persoalan ini adalah
tugas para fenomenologis, kita harus menyelidiki kesadaran kita terhadap benda
itu. Kalau hal tersebut tidak dapat jawaban, maka tidak adalah sesuatu yang
dapat memberinya.
Komentar
Posting Komentar