Langsung ke konten utama

Jadi guru itu harus menyenangkan dan penyabar juga?



Awal mula dari bulan Oktober ditugaskan untuk mengajar sebanyak 4 kali pertemuan di Sekolah Dasar yang mana selanjutnya mendapatkan ruang dan kesempatan yang begitu baik untuk mengajar di SD Negeri Cipocok Jaya 1 pada kelas IIA yang mana didalam kelas tersebut berjumlah 30 orang, dan wah lumayan banyak dan sempat membayangkan bagaimana saya bisa mengontrol 1 kelas yang siswanya lumayan banyak dan pastinya masih susah untuk diatur.
            Pada pertemuan pertama tepatnya pada hari Rabu 25 Oktober 2017, sambutan hangat mereka begitu terasa pada saat saya mulai memperkenalkan diri, hal tersebut bisa dilihat dari bagaimana mereka merespon perkenalan diri saya dengan cara mereka menanyakan dimana saya tinggal, dimana saya kuliah, dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang lumayan banyak mereka tanyakan, bahkan pertanyaan yang sebelumnya ditanyakan oleh temannya pun  dipertanyakan kembali. Tetapi tetap saja saya harus menjawab pertanyaan mereka satu per satu sampai akhirnya mungkin mereka sudah kehabisan pertanyaan dan mengakhiri sesi perkenalan diri tersebut.
Pertemuan pertama saat saya masuk kelas tersebut, tempat duduk mereka sudah dikelompokkan menjadi 6 kelompok dan membentuk lingkaran. Pada saat saya akan memulai pembelajaran saya merasakan gugup dan bingung atas apa yang harus saya lakukan pada saat itu, akhirnya saya mengambil langkah sebelum masuk ke materi pembelajaran saya mengajak para siswa untuk melakukan permainan “Batu Bata” permainan tersebut selain membuat saya mengurangi rasa gugup, permainan itu juga membuat siswa agar terlihat lebih rileks pada saat pembelajaran. Dan benar saja setelah kami melakukan permainan,para siswa terlihat lebih bersemangat pada saat belajar, karena saya menjajikan sebelum istirahat kami akan melakukan permainan kembali.
            Selanjutnya pertemuan kedua pada hari Senin 6 November 2017, baru mulai mencoba untuk menghafal nama dan tempat duduk siswa. Seperti biasa sebelum melakukan kegiatan pembelajaran saya awali dengan mengajak siswa untuk melakukan permainan “Bos Mengatakan” permainan ini untuk melatih konsentrasi siswa. Sampai akhirnya kegiatan pembelajaran pun saya mulai, dari awal sampai akhir berjalan dengan lancar tidak ada hambatan, walaupun terkadang kelas tidak kondusif tetapi saya ajak mereka untuk berdiri dan loncat-loncat kecil untuk menghilangkan rasa malas dan kantuk. Sepulang saya dari sekolah pada pertemuan kedua ternyata saya baru menyadari dirumah bahwa ada yang mencoret-coret jilbab saya, tidak begitu banyak coretannya. Rasa kesal ada, tetapi ingin tertawa juga kenapa saya tidak menyadari bahawa ada yang mencoret kerudung saya.
            Pertemuan ketiga pada hari Rabu 8 November 2017, sudah mulai hafal wajah siswa, mulai hafal tempat duduk siswa, dan sudah mulai mengenal beberapa nama siswa, karena ada 2 kemungkinan mengapa saya hafal nama siswa tersebut yaitu antara terlalu diam atau terlalu tidak bisa diam. Pada saat awal-awal kegiatan pembelajaran belum terlihat ada yang tidak beres diwajah siswa, sampai akhirnya jam istirahat tiba dan lalu stetngah perjalanan jam istirahat ada seorang siswa menghampiri saya dan mengatakan bahawa ada salah satu siswa yang buang air besar dicelana. Sempat kaget saya pikir bercanda, lalu saya datangi siswa tersebut, dan benar saja kejadian itu. Bingun harsu berbuat apa, sedangkan mengajar saja saya baru 2 hari tetapi sudah diberi ujian yang amat lumayan besar bagi saya. Akhirnya saya berjalan ke kantor untuk menemui walikelas, tetapi walikelasnya menolak dengan alasan beliau sedang mual. Semakin bingun saja saya, dalam hati apa yang harus saya lakukan. Tidak ada pilihan lain, saya berpikir akan mengurus siswa tersebut, namun pada saat saya kembali menuju toilet siswa, siswa tersebut sudah membersihkan diri dan membuang kotorannya. Tetapi sangat disayangkan siswa tersebut langsung duduk sendiri didekat toilet dan teman-teman sekelasnya mengejeknya. Sempat saya tenangkan dan mengajak siswa tersebut untuk masuk kelas tetapi tidak ingin. Akhirnya walikelas datang dan siswa tersebut ditemani oleh walikelas dan saya pu melanjutkan mengajar siswa-siswa yang lain dikelas.
            Pertemuan keempat pada hari Sabtu 11 November, sudah mulai dekat dengan siswa dan sudah tidak ragu-ragu untuk bertanya. Sampai pada saat istirahat pun kami jajan bersama. Dan hari itu pun menjadi hari terakhir saya mengajar dikelas tersebut, sampai-sampai pada saat kegiatan belajar berlangsung ada seorang siswi ingin digendong oleh saya, dan saya pun menuruti apa yang siswi tersebut inginkan. Tiba ssatnya dipenghujung kegiata pembelajaran, tak lupa saya berpamitan dan mengucapkan terima kasih atas kerja sama mereka yang baik kepada saya, walaupun terkadang susah diatur atau kadang tidak mendengar perintah saya untuk tenang, tetapi sejauh itu saya menikmati masa-masa itu. Karena itu pun sekaligus menjadi pembelajaran dan bekal bagi saya.
Cengeng
Karena anak pada usia 7-13 tahun, pola pikir anak tersebut belum dapat mengontrol emosi, sehingga jika mereka memiliki masalah mereka hanya bisa menangis. Terkadang ada beberapa anak yang mengadu kepada orang tua atau guru disekolah. Karena hanya itu yang dapat mereka lakukan.


Cara Belajar
Dapat dikatakan bahwa cara belajar siswa SD itu berbeda dengan cara belajar siswa SMP & SMA, mengapa demikian? Karena siswa SD masih butuh tuntunan dan pengetahuan mereka belum luas, maka dari itu cara belajar siswa SD berbeda. Tidak lain misalnya kelas 1&2, karena mereka belum terbiasa lepas dari genggaman orang tua, ada beberapa dari mereka ingin terus menerus ditemani oleh orang tua mereka, jika mereka melihat bahwa orang tuanya tidak ada dikaca jendela kelas, mereka akan menangis. Belum lagi pertanyaan apapun yang mereka pertanyakan kita wajib menjawab, karena bagi mereka guru itu tahu segalanya. Yang mana disituasi ini juga guru dituntut untuk membuat anak agar percaya diri, supaya anak tersebut dapat belajar meski tanpa didampingi orang tuanya.

Suka Jajan
Bisa dilihat, diSD manapun pasti saja didepan sekolah berjejer beberapa macam pedagang, mulai dari pedagang cilor, cilung, cimol, rambut nenek (kalau kebanyakan makan ini pasti sakit gigi), sampai es goyang, dan masih banyak pedagang-pedagang unik lainnya. Dan juga siswa SD itu identik dengan jajanan yang lucu dan manis, seperti contohnya gulali yang dapat dibuat menjadi beberapa bentuk, selain harganya terjangkau, siswa SD pun tertarik untuk membelinya karna rasanya manis (siswa SD suka sekali jajanan yang manis).

Permainan
Wow, di masa ini lah kita tidak akan pernah bisa melupakan masa-masa sekolah dasar. Selain jajanannya, disekolah juga banyak sekali permainan yang dapat dilakukan oleh beberapa orang, bahkan 1 kelas pun dapat bermain bersama, seperti gobak sodor, atau benteng-bentengan, main karet (identik perempuan), gasing (identik laki-laki). Tidak akan ada habisnya jika membahas permain pada masa SD, karena pada masa ini belum ada rasa malu-malu antara 1 siswa dengan siswa yang lain, jadi para siswa dapat melakukan permainan dengan sangat menyenangkan.

            Menjadi guru harus menyenangkan.benar, jika dalam kegiatan pembelajarn kita sebagai guru kurang menyenangkan atau kurang menarik perhatian siswa. Pada saat belajar pun kita tidak akan diperhatiakn oleh siswa. Siswa akan asik dengan yang lebih menyenangkan dibanding belajar bersama guru.
            Dan juga memang benar guru itu harus mempunyai kesabaran yang hebat, tidak mudah mendidik siswa apalagi siswa Sekolah Dasar, banyak sekali ujian yang dihadapi guru SD selain memberi ilmu guru pun wajib untuk mendidik secara moral, agar siswa memiliki kesopanan, rasa tanggung jawab, dll. Menjadi guru juga harus berbekal kesabaran yang berlapis-lapis. Butuh dada yang lapang dan pikiran yang luas ketika dihadapkan dengan siswa. Dan sangat membutuhkan tenaga yang ekstra sekali untuk memiliki sifat mulia itu. Tetapi harus diingat juga bahwa perbuatan-perbuata berat tersebut akan berbuah pahala dan surga. Amin.


Secara tidak langsung juga kegiatan ini memberikan banyak pelajaran terutama pada diri saya sendiri. Memang di awal terasa lelah, bahkan untuk memikirkannya saja sudah pasti membuat kepala pusing. Tetapi kesabaran adalah nomor satu yang akan didapatkan entah pada saat kegiatan mengajar saya kali ini atau nanti menjadi guru yang sesungguhnya. Yang mana dengan banyak sekali pertimbangan yang akan dihadapi, terlebih jika seorang perempuan yang menjadi guru, belum lagi masih honorer (belum PNS). Banyak sekali pasti pemikiran, terlebih pada gaji yang didapat setiap bulannya. Yang belum malah jauh untuk mencukupi kehidupan sehari-hari. Membahas soal waktu juga, banyak sekali yang dipertimbangkan oleh guru perempuan, membagi antara mengajar disekolah dan kegiatan menjadi seorang ibu bahkan istri dirumah.
Jika melihat dari faktor tersebut, jauh dari kata sempurna untuk para guru yang mengajar terlebih dari segi gaji. Tak heran jika ada beberapa guru di sekolah berjualan. Karena memang tidak bisa dipungkiri, semuanya terasa kurang jika dilihat dari segi materi. Tetapi kembali lagi pada diri guru tersebut, jika mengajar yang beliau lakukan semata karena ikhlas dan menjadikan mengajar suatu hal yang mulia, maka sudah pasti guru tersebut bertahan untuk mengajar tanpa menghiraukan apapun.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Reduksi Eidetis dengan Fenomenologi Transendental

Eidetis berasal dari kata “eidos” yaitu intisari. Reduksi Eidetis adalah penyaringan atau penempatan di dalam kurung segala hal yang bukan eidos, intisari atau realitas fenomen. Dengan reduksi eidetis, semua segi, aspek, dan profil dalam fenomena yang  hanya kebetulan disampingkan. Karena, aspek dan profil tidak pernah menggambarkan objek secara utuh. Setiap objek adalah kompleks, mengandung aspek dan profil yang tiada terhingga.       Hakikat (realitas) yang dicari dalam hal ini adalah struktur dasar yang meluputi isi fundamental dan semua sifat hakiki. Untuk menentukan apakah sifat-sifat tertentu adalah hakikat atau bukan, Husserl memakai prosedur mengubah contoh-contoh. Ia menggambarkan contoh-contoh tertentu yang representatif melukiskan fenomena. Kemudian, dikurangi atau ditambah salah satu sifat. Pengurangan atau penambahan yang tidak mengurangi atau menambah makna fenomena dianggap sifat-sifat yang hakiki.       Reduksi Eidetis menunjukkan bahwa dalam fenomenologi, Kri

Landasan Ilmu Pada Zaman Yunani

           Untuk mengetahui filsafat yunani perlu di jelasakan lebih dahulu asal kata filsafat. Sekitar abad ix sm atau paling tidak 700 sm, di yunani ,shophia di beri arti kebijaksanaan shophi berarti   kecakapan. Kata philosophos mula-mula di dikemukakan dan di temukan   oleh heraklitos (540-480 sm). Ada yang mengatakan yang menemukan adalh   pythagoras(580-500 sm) namun   pendapat   yang lebih tepat   adalah pendapatc   yang mengatakan bahwa heraklitoslah yang pertama menggunakan istilah tersebu. Menurutnya , philosophos (ahli filsafat) herus mempunyao pengetahuan yang luas sebagai pengejawantahan   dari pada kecintaanya akan kebenarannya dan mulai benar-benar jelas di gunakan kaum sofis   dan socrates yang memberi arti   philosophein sebagai penguasa secara sistematis terhadap pengetahuan tioritis. Philosophein dari kata philosophia itulah yang nantinya timbul kata-kata philosophie(belanda,jerman,perancis),philosophy(inggris). Dalam bahasa indonesia   di sebut filsafat atau fa

Sejarah, Tokoh dan Jenis Aliran Empirisme

Aliran empirisme ini dipelopori oleh John Locke, filosof Inggris yang hidup pada tahun 1632-1704. Gagasan pendidikan Locke dimuat dalam bukunya “Essay Concerning Human Understanding” . Aliran empirisme dibangun oleh Francis Bacon (1210-1292) dan Thomas Hobes (1588-1679), namun mengalami sistematisi pada dua tokoh berikutnya, John Locke dan David Hume. Tokoh-tokoh penting dalam aliran empirisme : Jhon Locke Lahir di kota Wringtone Kota Somerset Inggris tahun 1632 (meninggal tahun 1704) David Hume Lahir di Edinburg, Skotlandia pada 1711. Ia menempuh pendidikan di kota kelahirannya. Francis Bacon Francis Bacon (1561-1626), lahir di London di tengah-tengah keluarga bangsawan Sir Nicholas Bacon. Jenis Aliran Empirisme dan Penerapan Aliran Empirisme Empirisme Kritis Disebut juga Machisme. Sebuah aliran filsafat subyaktif-idealistik. Aliran ini didirikan oleh Avenarius dan Mach. Inti aliran ini adalah ingin “membersihkan” pengertian pengalaman d