Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

Sertifikat Seminar

Hakikat Pengetahuan Filsafat

Hatta mengatakan bahwa pengertian filsafat lebih baik tidak dibicarakan lebih dulu, nanti bila orang telah banyak mempelajari filsafat orang itu akan mengerti dengan sendirinya apa filsafat itu (Hatta, Alam Pikiran Yunani, 1966, I:3). Langeveld juga berpendapat seperti itu. Katanya, setelah orang berfilsafat sendiri, barulah ia maklum apa filsafat itu, makin dalam ia berfilsafat akan semakin mengerti ia apa filsafat itu (Langeveld, Menuju ke Pemikiran Filsafat, 1961:9). Pendapat Hatta dan Langeveld itu benar, tetapi apa salahnya mencoba menjelaskan pengertian filsafat dalam bentuk suatu uraian. Dalam uraian itu diharapkan pembaca mengetahui apa filsafat itu, sekalipun belum lengkap. Dan dari situ akan dapat ditangkap apa itu pengetahuan filsafat. Poedjawijatna (Pembimbing ke Alam Filsafat, 1974:11) mendefinisikan filsafat sebagai sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan akal pikiran belaka. Hasbullah Bakry (Sistematik Filsaf

Cara Memperoleh Pengetahuan Filsafat

Pertama-tama filosof harus membicarakan (mempertanggung jawabkan) cara mereka memperoleh pengetahuan filsafat. Yang menyebabkan kita hormat kepada para filosof antara lain ialah karena ketelitian mereka sebelum mencari pengetahuan mereka membicarakan dan mempertanggungjawabkannya lebih dahulu cara memperoleh pengetahuan tersebut. Sifat itu sering kurang dipedulikan oleh kebanyakan orang. Pada umumnya orang mementingkan apa yang diperoleh atau diketahui, bukan cara memperoleh atau mengetahuinya. Ini gegabah, para filosof bukan orang yang gegabah. Berfilsafat ialah berfikir. Berfikir itu tentu menggunakan akal. Menjadi persoalan, apa sebenarnya akal itu. John Locke (Sidi Gazalba, Sistematika Filsafat, II, 1973:111) mempersoalkan hal ini. Ia melihat, pada zamannya akal telah digunakan secara terlalu bebas, telah digunakan sampai diluar batas kemampuan akal. Hasilnya ialah kekacauan pemikiran pada masa itu. Manusia memperoleh pengetahuan filsafat dengan berpikir secara mendalam tentang se

Aksiologi Pengetahuan Filsafat

Dalam aksiologi diuraikan dua hal, yang pertama tentang kegunaan pengetahuan filsafat dan yang kedua tentang cara filsafat menyelesaikan masalah. Ilmu merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia, karena dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah. Dan merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa peradaban manusia sangat berhutang kepada ilmu. singkatnya ilmu merupakan sarana untuk mencapai tujuan hidupnya. Untuk mengetahui kegunaan filsafat, kita dapat memulainya dengan melihat filsafat sebagai tiga hal, pertama filsafat sebagai kumpulan teori filsafat, kedua filsafat sebagai metode pemecahan masalah, dan ketiga filsafat sebagai pandangan hidup (philosophy of life). Mengetahui teori-teori filsafat amat perlu karena dunia dibentuk oleh teori-teori itu. Jika anda tidak senang pada komunisme maka anda harus mengetahui Marxsisme, karena teori filsafat untuk komunisme itu ada dalam Maxsisme. Jika anda menyenangi ajaran s

Cara Filsafat Menyelesaikan Masalah

Kegunaan filsafat yang lain ialah sebagai methodology, maksudnya sebagai metode dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah bahkan sebagai metode dalam memandang dunia ( world view). Dalam hidup kita banyak menghadapi masalah. Masalah artinya kesulitan. Kehidupan akan lebih enak jika masalah itu terselesaikan. Ada banyak cara dalam menyelesaikan masalah, mulai dari yang sederhana sampai yang rumit. Sesuai dengan sifatnya, filsafat menyelesaikan masalah secara mendalam dan universal. Penyelesaian filsafat bersifat mendalam, artinya ia ingin mencari asal masalah. Universal artinya filsafat ingin masalah itu dilihat dalam hubungan seluas-luasnya agar nantinya penyelesaian itu cepat dan berakibat seluas mungkin.

Politik di Abad Kegelapan

Oleh Reza A.A Wattimena Tampaknya, kita hidup di abad kegelapan. Di dalam abad ini, kesempitan berpikir menjadi semangat jaman ( Zeitgeist ). Beragam fenomena menggiring kita menuju abad ini, mulai dari perang tak berkesudahan di Timur Tengah, politik yang semakin semerawut di Indonesia, gunjang ganjing di Uni Eropa, dan terpilihnya para politikus fasistik di AS. Amerika selatan pun menyaksikan jatuhnya berbagai pemerintahan pro rakyat, dan bangkitnya pemerintahan sayap kanan yang tak peduli pada keadilan sosial. Abad Kegelapan Kata abad kegelapan ( dark age ) diambil dari upaya untuk menjelaskan apa yang terjadi di Eropa, setelah kekaisaran Romawi Barat jatuh. Kemiskinan, kebodohan dan fanatisme berkembang biak, seperti anak kelinci. Ada empat hal yang kiranya menjadi ciri dari abad kegelapan di awal abad 21 ini. Pertama, irasionalitas menjadi menu sehari-hari di dalam politik dunia. Kesempitan berpikir dianggap sebagai keutamaan. Kemalasan untuk bersikap kritis

Kajian Teori Filsafat Pendidikan

Pen gertian Filsafat Pendidikan – Pendidikan adalah upayamengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisikpotensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapatberfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-citakemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan. Pengertian Filsafat Pendidikan  – Filsafat pendidikan merupakan ilmu filsafat yang mempelajari hakikat pelaksanaan dan pendidikan. Bahan yang dipelajari meliputi tujuan, latar belakang, cara, hasil, dan hakikat pendidikan. Metode yang dilakukan adalah dengan menganalisa secara kritis struktur dan manfaat pendidikan. Filsafat pendidikan berupaya untuk memikirkan permasalahan pendidikan.Salah satu yang dikritisi secara konkret adalah relasi

Kajian Tematik Filsafat

Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling berkaitan baik secara substansial maupun historis. Kelahiran suatu ilmu tidak dapat dipisahkan dari peranan filsafat, sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Ilmu atau sains merupakan komponen terbesar yang diajarkan dalam semua strata pendidikan. Walaupun telah bertahun-tahun mempelajari ilmu, pengetahuan ilmiah tidak digunakan sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu dianggap sebagai hafalan saja, bukan sebagai pengetahuan yang mendeskripsikan, menjelaskan, memprediksikan gejala alam untuk kesejahteraan dan kenyamanan hidup. Dr. Omar Muhammad al-Taumy al-Syaibani mengemukakan pentingnya penentuan suatu falsafat bagi pendidikan sebagai berikut, Filsafat pendidikan itu dapat menolong perancang-perancang pendidikan dan orang-orang yang melaksanakan pendidikan dalam suatu negara untuk membentuk pemikiran yang sehat terhadap proses pendidikan. Di samping itu dapat menolong terhadap tujuan-tujuan dan fungsi-fungsi

Aliran Realisme Dalam Filsafat Pendidikan

Aliran Realisme adalah aliran filsafat yang memandang  realitas sebagai dualitas. Aliran realisme memandang dunia ini mempunyai hakikat realitas yang terdiri dari dunia fisik dan dunia rohani . Hal ini berbeda dengan filsafat aliran idealisme yang bersifat monistis yang memandang hakikat dunia pada dunia spiritual semata. Dan juga berbeda dari aliran materialisme yang memandang hakikat kenyataan adalah kenyatan yang bersifat fisik semata. A.     Pendahuluan Realisme membagi realistas menjadi dua bagian yaitu subjek yang menyadari dan mengetahui di satu pihak dan yang kedua adanya realita di luar manusia yang dapat dijadikan objek pengetahuan manusia. Kneller (1971) membagi Realisme menjadi dua bentuk, yaitu yaitu rational realism ( Realisme R asional ) dan Natural realism (Realisme N aturalis ) . Menurut aliran realisme, p endidikan merupakan suatu proses untuk meningkatkan diri guna mencapai yang abadi.  B.    Implikasi Aliran realisme dalam Pendidikan

Aliran Rekontruksionalisme

Rekonstruksionalisme Rekonstruksionalisme sebagaimana aliran-aliran sebelumnya juga berasal dari kosakata bahasa Inggris construction—yang artinya pembangunan, bangunan, dan tafsiran – yang mendapat imbuhan re- dan –isme. Re- berarti kembali. –isme adalah faham. Jadi rekonstruksionalisme adalah sebuah faham yang bertujuan untuk membangun kembali sesuatu yang menjadi topik bahasannya. Sedangkan dalam konteks pendidikan, aliran ini bertjuan hendak membina suatu konsensus yang paling luas dan paling mungkin tentang tujuan utama dan tertinggi dalam kehidupan manusia, dengan merombak kembali tata susunan pendidikan lama dengan tata susunan pendidikan yang sama sekali baru. Aliran ini memiliki kesamaan dengan perenialisme dalam hal yang melatarbelakangi munculnya tori tentang pendidikan. Berbagai kerusakan yang terjadi dalam sendi kehidupan mengharuskan adanya perubahan total terhadap pendidikan. Perubahan yang dimaksud dengan merujuk pada pengertian rekonstruksionalisme di atas adalah

Pragmatisme Dalam Pendidikan

1. Tujuan Pendidikan Filsuf paragmatisme berpendapat bahwa pendidikan harus mengajarkan seseorang tentang bagaimana berfikir dan menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi di dalam masyarakat. Sekolah harus bertujuan untuk mengembangkan pengalaman-pengalaman yang akan memungkinkan seseorang terarah kepada kehidupan yang baik. Tujuan-tujuan pendidikan tersebut meliputi · Kesehatan yang baik · Keterapilan-keterampian dan kejujuran dalam bekerja · Minat dan hobi untuk kehidupan yag menyenangkan · Persiapan untuk menjadi orang tua · Kemampuan untuk bertransaksi secara efektif dengan masalah-masalah sosial Tambahan tujuan khusus pendidikan di atas yaitu untuk pemahaman tentang pentingnya demokrasi. Menurut pragmatisme pendidikan hendaknya bertujuan menyediakan pengalaman untuk menemukan/memecahkan hal-hal baru dalam kehidupan peribadi dan kehidupan sosial. 2. Kurikulum Menurut para filsuf paragmatisme, tradisis demokrasi adalah tradisi memperbaiki diri sendiri (a

bagaimana implikasi naturalisme filsafat?

NATURALISME  merupakan  teori yang menerima “nature” (alam) sebagai  keseluruhan realitas. Istilah “nature” telah dipakai dalam filsafat dengan bermacam-macam arti, mulai dari dunia fisik yang dapat dilihat oleh manusia, sampai kepada sistem total dari fenomena ruang dam waktu.  Natural adalah dunia yang diungkapkan kepada kita oleh sains alam. Istilah naturalisme adalah sebaliknya dari istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik terhadap alam dengan adanya kekuatan yang ada (wujud) di atas atau di luar alam (Harold H. Titus e.al. 1984) Materialisme adalah suatu istilah yang sempit dari dan merupakan bentuk dari naruralisme yang terbatas.  Namun demikian aliran ini pada akhirnya lebih populer dari pada induknya, naturalisme, karena pada akhirnya menjadi  idiologi utama pada negara-negara sosialis seperti Uni Soviet (kini Rusia) dan Republik Rakyat cina (RRI). Matrealisme  umumnya mengatakan bahwa di dunia ini tidak  ada kecuali materi, atau bahwa nature

Filsafat Sosiologi

Social Paradigms and social reality sociological paradigms   Di dunia sosiologi,terdapat sebuah paradigma pemikiran akan berbagai sudut pandang saat kita mengkaji sisi kehidupan yang ada di realitas. Disini,pemikiran kita diuji dan dihadapkan dengan banyak hal dan dimensi dimana hal-hal yang ada tersebut merupakan misteri-misteri sosial yang harus dipecahkan dan dihadapi. Tidak dapat dipungkiri lagi jika sosiologi memiliki cakupan yang luas,bahwasannya ilmu sosiologi dapat dikaji dari berbagai perspektif dan sudut pandang. angle kehidupan yang begitu menarik di setiap sudutnya harusnya tidak kita lewatkan begitu saja.   so..  ilmu pengetahuan,sebenarnya terbagi menjadi 2,yaitu :  1.       ilmu pengetahuan yang bersifat narrative. Ilmu pengetahuan yang bersifat narrative,didalamnya cenderung mengacu pada hal-hal yang masih berbau tradisional,masih lekat dengan mitos maupun legenda tentang bagaimana kita mengkaji sebuah permasalahan dan keberadaan suatu hal. contohnya saja,